RSS

SEMINAR KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN & ORGANISASI

KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN & ORGANISASI

Nara Sumber : Bayu Pramutoko, SE

( Dosen Fak. Ekonomi Manajemen Uniska Kediri dan Sekretaris: DPD KNPI Kota Kediri )

( Disampaikan Pada Seminar “ KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN & ORGANISASI “Angkatan Muda LDII Kota Kediri,  Tanggal 1 Maret 2009 )

A. PENGERTIAN  PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN

Pimpin   artinya   bimbing,   tuntun.   Memimpin   artinya ‘membimbing, menuntun dan menunjukan. Pemimpin atau leader ; ialah orang yang memimpin atau seseorang yang mempergunakan wewenang dan mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi. Beberapa ahli tentang pemimpin, di antaranya :

a.      Menurut Herbert A Simon. Pemimpin adalah seorang yang dapat mempersatukan orang-orang dalam mengejar suatu tujuan.

b.      Menurut Prof Dr H Arifin Abdurrahman. Pemimpin adalah orang yang dapat menggerakkan orang-orang yang ada di sekelilingnya untuk mengikuti jejak pemimpin itu.

Kepemimpinan   adalah   kata   benda   dari   pemimpin. Kepemimpinan mempunyai beberapa pengertian, di antaranya :

a.       Cara seorang pemimpin mempengaruhi prilaku bawahannya agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.

b.      Seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang-orang yang ada di sekelilingnya.

c.       Seni untuk mengkoordinasikan dan memberi motivasi kepada individu dan kelompok guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dan sukses tidaknya seorang pemimpin melaksanakan tugas kepemimpinannya,  tidak  terutama   ditentukan  oleh  tingkat keterampilan tehnis (technical skills) yang dimiliknya, akan tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahliannya menggerakkan orang lain untuk bekerja dengan baik (managerial skills). Dalam hubungan ini perlu ditekankan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang tidak melaksanakan sendiri tindakan-tindakan yang bersifat operasional, tetapi mengambii keputusan, menentukan kebijaksanaan dan menggerakan orang lain untuk melaksanakan keputusan yang telah diambil sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan.

Jika demikian halnya, maka setiap orang yang disebut pemimpin harus selalu berusaha untuk memiliki sebanyak mungkin sifat-sifat kepemimpinan yang baik, karena seorang pemimpin tidak seharusnya dan memang tidak pemah beroperasi dalam suasana vakum. Artinya, kepemimpinan di dalam suatu organisasi hanya efektif jika kepemimpinan itu diterima oleh orang lain yang disebut bawahan.

B. FUNGSI  UTAMA PEMIMPIN

1. Pemimpin sebagai pelaksana.

2. Pemimpin sebagai perencana.

3. Pemimpin sebagai seorang ahli.

4. Mewakili kelompok dalam tindakan ke luar.

5. Mengawasi hubungan antar anggota kelompok.

6. Bertindak sebagai pemberi ganjaran dan hukuman.

7. Bertindak sebagai wasit dan penengah.

8. Pemimpin sebagai lambang daripada kelompok.

9. Pemimpin sebagai pemegang tanggungjawab para anggota kelompok.

C. SIFAT-SIFAT PEMIMPIN YANG BAIK DAN IDEAL

1.Memiliki kondisi fisik yang sesuai dengan tugasnya. Tugas kepemimpinan tertentu menuntut sifat kesehatan tertentu pula.

2.Berpengetahuan luas. Berpengetahuan luas tidak  selalu diidentikan dengan berpendidikan tinggi. Ada sekelompok orang yang meskipun pendidikannya tinggi tetapi pandangannya masih sempit, yaitu tidak terbatas pada bidang keahliannya saja.

3. Mempunyai keyakinan bahwa organisasi akan berhasil mencapai lujuan   yang   telah   ditentukan   melalui   dan   berkat kepemimpinannya. Kepercayaan pada diri sendiri merupakan modal yang sangat besar dan penting artinya bagi pemimpin.Tanpa keyakinan itu dalam tindakannya akan kelihatan ragu-ragu.

4. Memiliki stamina (.daya kerja) dan etos kerja yang tuntas. Pemimpin tidak mengenal lelah, dengan sikap ini pekerjaan yang rutin tidak menjadikan pemimpin semakin lemah tetapimenjadikannya semakin gigih karena kreativitasnya senantiasa ditantang.

5. Gemar dan cepat mengambil keputusan. Karena tugas terpeming dan seorang pemimpin adalah untuk mengambil keputusan yang harus dilaksanakan oleh orang lain, maka ia harus mempunyai keberanian mengambil keputusan dengan cepat, terutama dalam keadaan darurat yang tidak dapat menunggu.

6. Obyektif dalam arti dapat menguasai emosi dan lebih banyak mempergunakan rasio. Seorang pemimpin yang emosional akan kehilangan obyektifitasnya karena tindakannya lidak didasarkan pada akal sehat.

7. Adil dalam memperlakukan bawahan. Yang dimaksud dengan “keadilan” di sini. ialah kemampuan memperlakukan bawahan atas dasar kapasitas kerja bawahan itu, terlepas dari pandangan kedaerahan, kesukuan, ikatan keluargan dan lain sebagainya.

8. Menguasai prinsip-prinsip human relation. Karena human relation adaiah inti kepemimpinan, maka seorang pemimpin yang baik harus   dapat   memusatkan   perhatian,   tindakan   dan kebijaksanaannya kepada pembinaan kerja tim yang intim dan harmonis.

9. Menguasai teknik-teknik berkomunikasi. Berkomunikasi dengan pihak lain dan bawahan. sesama atasan dan pihak luar baik lisan maupun tulisan sangat penting karena melalui saluran-saluran komunikasilah instuksi, nasehat, saran, ide dan lain-lain disampaikan.

10. Dapat dan mampu bertindak sebagai penasihat, guru dan kepala terhadap bawahannya tergantung atas situasi dan masalah yang dibadapi.

11. Bersikap kritis dan ingin tahu banyak. Kendati demikian seorang pemimpin tidak hanya memberikan kritiknya saja tetapi harus disertai dengan solusinya (thorikul kholas), di samping mau mengkritik dan mengoreksi, ia juga harus mau dikritik dan dikoreksi.

12.Kecepatan dan ketepatan. Tidak menunda-nunda pekerjaan,karena menunda pekerjan berarti melamar kegagalan.

13.Disiplin yang tinggi. Kerja seorang pemimpin tidak setengah-setengah dan tidak mengangap enteng setiap tugas yang dipercayakan kepadanya.

14.Menguasai aspek internal dan ekstemal. Yang dimaksud internal di sini seorang pemimpin harus mau melimpahkan kewenangan pada staf/bawahannya. Aspek ekstemal ialah pemimpin mampu menilai suasana di luar lingkungan, apakah senang atau tidak kepadanya.

D. TIMBULNYA PEMIMPIN YANG BAIK

Mengenai timbulnya seorang pemimpin o]eh para ahli teori kepemimpinan telah dikemukakan beberapa teori yang berbeda-beda. Namun demikian apabila berbagai teori itu dianalisa akan terlihat adanya tiga teori yang menonjol.

1. Teori Genetis

    Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Teori ini berpendapat bahwa pemimpin itu dilahirkan (leaders are born). Dalam keadaan yang bagaimanapun seorang ditempatkan, karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, satu kali kelak ia akan muncul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong kepada pandangan yang fatalistis dan deterministis.

2. Teori Sosial

         Merupakan kebalikan inti teori genetis. Teori ini berpendapat bahwa pemimpin itu dibentuk dan ditempa (leaders are made). Teori ini menganut paham egalitarianistik, oleh karenanya para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3. Teori Ekologis

          Karena kedua teori di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi kepada kedua teori tersebut timbullah teori ketiga yang disebut teori ekologis yang pada intinya berarti bahwa seorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik bila ia pada waktu  lahimya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat-bakat itu kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki itu.

 E. TIPE-TIPE PEMIMPIN

Meskipun belum terdapat kesepakatan bulat tentang tipologi kepemimpinan. Namun ada enam tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara luas. Enam tipologi tersebut ialah :

1. Tipe Otokratis

      Seorang pemimpin yang otokratis ialah seorang pemimpin yang :

a.     Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.

b.    Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.

c.     Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.

d.    Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.

e.     Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya.

f.      Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)

2. Tipe Militeristis

     Seorang pemimpin yang bertipe militeristis memiliki sifat-sifat:

a.     Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya.

b.    Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya.

c.     Senang kepada formalitas yang beriebih-lebihan.

d.    Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.

e.     Sukar menerima kritikan dari bawahan.

f.   Menggemari upacara-upacara untuk berbagai acara dan keadaan.

3. Tipe Paternallistis

Seorang pemimpin yang patemalistis ialah seorang yang :

a.       Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.

b.       Bersikap terlalu melindungi.

c.       Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif.

d.       Jarang i-nemberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.

e.       Sering bersikap maha tahu.

4. Tipe Kharismatis

Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma. yang diketahui ialah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).

5. Tipe Laissez Faire

Seorang pemimpin yang bertipe laissez faire adalah seorang yang bersifat :

a.     Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif. dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati nuraninya asal saja kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisasi tetap tercapai.

b.    Bahwa pada umumnya organisasi akan berjaian lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang dicapai dan tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota.

c.     Seorang pimpinan yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.

d.    Seorang pemimpin yang cenderung memilih peranan pasif dan membiarkan organisasi berjaian dengan sendirinya tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi berjalan.

Pemimpin yang bertipe ini sering dianggap sebagai seorang penumpin yang kurang memiliki rasa tanggungjawab yang wajar terfiadap organisasi yang dipimpinnnya.

6. Tipe Demokratis

        Untuk tipe pemimpin demokratis adalah yang bersifat:

a.     Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah mahluk yang termulia di dunia. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya.

b.    Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya.

c.     Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan.

d.      Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.

e.       Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

f.      Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.

Kepemimpinan tipe ini adalah kepemimpinan yang ” Menerapkan empat gaya kepemimpinan berdasarkan ukuran/persepsi tentang kemauan dan kemampuan orang yang dipimpin. Empat gaya tersebut adalah:

a.         Instruksi, untuk bawahan yang tingkat kemauan, kemampuan, keyakinan dan pengetahuannya rendah atau tidak ada sama sekali.

b.        Konsultasi, untuk bawahan yang kemampuannya rendah tetapi kemauannya tinggi. Cara ini dengan mengarahkan, mendukung dan melakukan komunikasi dua arah.

c.         Partisipasi, untuk hawahan yang kemampuan. pendidikan, pengetahuan dan pengalamannya tinggi tapi motivasi dan keyakinannya rendah. Model inj adalah penerapan gaya kepemimpinan dengan mendukung dan saling tukar ide tanpa mengarahkan.

d.        Delegasi, untuk bawahan yang tingkat kematangannya tinggi, kemauan dan kemampuannya dapat diandalkan. Model ini tidak berarti pemimpin tidak bertanggungjawab, tetapi mengajarkan kepada bawahan bagaimana caranya bertanggung jawab.

F. PEMIMPIN FORMAL DAN INFORMAL

Selain tipe kepemimpinan juga terdapat jenis kepemimpinan. Jenis kepemimpinan ada dua macam, pemimpin formal (formal leaders) dan pemimpin informal (informal leaders).

1.      Pemimpin formal : Orang yang secara resmi diangkat dalam jabatan kepemimpinan, diatur dalam organisasi secara hierarki dan tergambar dalam suatu bagan yang tergantung dalam tiap-tiap kantor. Pemimpin ini sering dikenal dengan sebutan “kepala

2.      Pemimpin informal : Seorang yang karena latar belakang pribadi yang kuat mewarnai dirinya. memiliki kualitas subyektif atau obyektif yang memungkinkannya tampil dalam kedudukan di luar struktur organisasi resmi namun ia dapat mempengaruhi kelakuan dan tindakan suatu kelompok masyarakat, baik dalam arti positif maupun negatif. Dalam Islam pemimpin informal adalah Ulama, Ustadz ,Kyai, atau tokoh masyarakat.

Eksistensi pemimpin informal turut memainkan peranan dalam proses perkembangan sosial dan turut membantu membentuk sejarah. Mutlak dapat dipungkiri juga, terkadang pemimpin formal acapkali “membutuhkan bantuan atau restu pemimpin informal dalam ‘menjalankan roda organisasinya. Hal itu mutlak dilakukan oleh Pemimpin formal karena pemimpin informal memiliki basis massa yang kuat dan mengakar.

G. ORGANISASI DAN MANAJEMEN

•         Banyak pertanyaan yang sering muncul ketika kita masuk atau mengikuti kegiatan sebuah organisasi diantaranya :

•         Motivasi Apa saya masuk organisasi ?

•         Apa dan bagaimana itu Organisasi ?

•         Siapa saja didalam organisasi ?

•         Apa yang kita lakukan di Organisasi ?

•         Apa dan bagaimana itu management ?

•         Apa pula management organisasi

•         Motivasi adalah dorongan seseorang untuk melakukan tindakan atau perbuatan, sehingga seseorang tentunya memiliki dorongan dalam dirinya untuk masuk sebuah lembaga atau oraganisasi diantaranya :

•         Fisiologis yaitu mencari kebutuhan hidup

•         Kasih sayang yaitu dorongan untuk bergaul dengan individu lainya

•         Pengakuan yaitu dorongan karena dia ingin diakui

•         Penghargaan yaitu dorongan karena dia ingin dihargai kemampuannya.

•         Aktualisasi diri yaitu dorongan dia karena ingin memperluas wawasan.

G.1 PENGERTIAN ORGANISASI

Menurut Indriyo G.S dan Nyoman Sudita “ Organisasi adalah suatu system yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.Organisasi yaitu orang – orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang dilakukan berdasar atas suatu aturan tertentu dan penjabaran fungsi pekerjaan secara formal.

 I.  Tujuan

a.    Secara umum

Agar proses pekerjaan tercapai dengan cara diatur, disusun sehingga seluruh pekerjaan dapat diselesaikan secara efktif dan efisien.

b.   Secara khusus

1.      Bidang agama                         5. meningkatkan pendidikan moral dan iman.

2.      Bidang sosial                          6.  kemanusiaan

3.      Bidang ekonomi                      7. mencari laba

4.      Bidang politik                         8.  mencari kekuasaan

II.    Manfaat

Agar pelaksanaan tugas dilakukan lebih baik terkoordinir dan tujuan serta jalannya pekerjaan tercapai secara efektif dan efisien.

III. Asas / prinsip organisasi

1.   Asas / prinsip perumusan dan penentuan tujuan

2.   Asas / prinsip pembagian kerja

3.   Asas / prinsip pendelegasian wewenang

4.   Asas / prinsip organisasi

5.   Asas / prinsip efisiensi sederhana

6.   Asas / prinsip pengawasan umum

IV.  Struktur Organisasi

1.   Struktur Organisasi Garis

                      Digunakan pada perusahaan / lembaga yang sederhana / kecil

2.   Struktur Organisasi Fungsional

            Susunan organisasi yang memberikan gambaran pembagian tugas dan wewenang menurut fungsi pekerjaan

G.2 PENGERTIAN MANAGEMEN SECARA UMUM

Managemen yaitu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan. Kegiatan : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalian / pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya.

G.2.1 MANAGEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI

1.      MANAGEMEN SEBAGAI ILMU

Diartikan sebagai upaya pencapaian tujuan dengan pendekatan, menjelaskan fenomena, gejala,  dan mentransformasikan dan mengidentifikasikan berdasar kaidah ilmiah.

Ciri – ciri  :

(1).  Prinsip – prinsip managemen dapat dipelajari

(2).  Pengambilan keputusan didekati dengan kaidah ilmiah

(3).  Obyek dan sarana sebagian elemen bersifat materi

2.      MANAGEMEN SEBAGAI SENI

Diartikan sebagai pendekatan pencapaian tujuan lebih banyak dipengaruhi oleh kekuatan pribadi, bakat, karakter pelaku managemen.

Ciri – ciri  :

(1).  Keberhasilan pencapaian tujuan dipengaruhi oleh sifat dan bakat

(2).  Dalam proses pencapaian tujuan melibatkan unsur naluri, perasaan dan intelektual

(3). Faktor yang menentukan keberhasilan dalam pekerjaan adalah kekuatan pribadi yang kreaif ditambah skill.

 G.2.2 FUNGSI – FUNGSI MANAGEMEN

       Fungsi manager dalam managemen secara menyeluruh  :

(1).  Planing atau perencanaan

        Merencanakan kegiatan yang hendak dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

(2).  Organising atau pengorganisasian

        Menyusun, menentukan, menetepkan, jenis tugas dan kewajiban setiap fungsi.

(3).  Staffing atau penyusunan staf

        Penyusunan dan penetapan serta pengembangan meliputi kegiatan mulai merekrut pegawai, usaha memanfaatkan, mengembangkan sampai mendayaguna secara maksimal.

(4).  Directing atau pengarahan

        Memberikan komando, mengerakkan dengan memberi perintah, juga memberikan kepemimpinan kepada bawahan supaya dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.

(5).  Coordinating atau pengkoordinasian

        Yaitu mengkoordinir seluruh pekerjaan diantara pekerjaan yang satu dengan yang lain merupakan totalitas.

(6).  Controlling atau pengawasan

        Usaha untuk memberikan penilaian, koreksi, evaluasi atas semua kegiatan dan secara terus – menerus melakukan monitoring baik pekerjaan yang sedang dilakukan ataupun pekerjaan yang sudah dilakukan.

G.3 Efektifitas Individu, Kelompok, dan Organisasi

            Efektifitas dapat diartikan sebagai sebuah prestasi (perfomance) Individu, Kelompok, dan organisasi. Semakin berprestasi seseorang, Kelompok ataupun  organisasi, semakin menunjukkan efektivitasnya. Analisis terhadap perilaku Organisasional (organizational befavior) terdiri dari tingkatan (level) yaitu Individu, Kelompok, dan organisasi.

Perspektif Terhadap Efektifitas è dapat diidentifikasi menjadi efektifitas Individu,kelompok, dan organisasi.            Penyebab Efektifitas è tidak lain adalah adanya Individu, Kelompok, dan organisasi. Seperti ditunjukkan pada gambar  berikut ini

Efektifitas

Organisasi

  • Kemampuan
  • Keahlian
  • Pengetahuan
  • Sikap
  • Motivasi
  • Stres

  • Lingkungan
  • Teknologi
  • Pemilihan
  • Strategi
  • Struktur
  • Proses
  • Kultur
  • Keakraban
  • Kepemimpinan
  • Struktur
  • Status
  • Peranan
  • Norma

Efektifitas Individu

Efektifitas

Kelompok

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            Keterangan gambar:

1.      Menunjukkan bahwa Efektifitas Kelompok Lebih Tinggi dibandinkan dengan sekedar penjumlahan individu.

2.      Begitu Juga efektifitas Organisasi adalah lebih tinggi dibandingkan dengan penjumlahan efektifitas kelompok.

3.      Hal ini menunjukkan bahwa prestasi organisasi lebih tinggi dibandingkan dengan penjumlahan prestasi bagian-bagian yang ada dalam organisasi.

Pendekatan Efektifitas è untuk dapat mencapai suatu target sasaran efektifitas organisasi memerlukan beberapa pendekatan yang akan berguna untuk memberikan jalur searah dalam mencapai tujuan organisasi. Pendekatan tersebut :

1.      Pendekatan Tujuan ð menetapkan suatu target yang akan dicapai oleh organisasi dan efektivitas ditentukan dengan mengukur tercapainya tujuan (target) tersebut.

2.      Pendekatan Teori Sistem ðTeori sistem ini menekankan pentingnya organisasi terhadap permintaan dari luar (external demand) sebagai kriteria untuk menentukan efektifitas. Bisa dilihat pada gambar 3 dibawah ini :

********

Untuk memahami lebih jauh perbedaan pemimpin formal dan informal dapat dilihat dalam tabel berikut:

NO

 

PEMIMPIN FORMAL

 

PEMIMPIN INFORMAL

 

01

Memiliki legalitas forma! sebagai pemimpin (penunjukkan oleh pihak yang berwenang melakukannya).Tidak memiliki penunjukkan formal sebagai pemimpin.02

Organisasi formal yang mengangkat mereka sebagai pemimpin formal.Masyarakat (atau kelompok tertentu di dalam masyarakat) yang mengangkat mereka.03

Masih hams mengafirmasi kedudukan mereka sebagai pemimpin formal terhadap bawahan melalui kepemimpinan (leadership) mereka.Diakui oleh masyarakat yang dipimpin (Tanpa pengakuan demikian, mereka tidak akan menjadi pemimpin informal).04

Diberikan “backing” oleh organisasi formal untuk menjalankan keputusannya.Tidak ada “backing” dari suatu organisasi formal untuk menjalankan keputusannya.05

Berstatus sebagai pemimpin formal selama masa pengangkatan berlaku.Berstatus sebagai pemimpin informal selama kelompok yang dipimpinnya masih mengakuinya atau menerimanya sebagai pemimpin.06

Memperoleh balas jasa material dan emolumen-emolumen lain yang berkaitan dengan posisi/jabatan mereka.Biasanya tidak memperoleh balas jasa material kecuali apabila mereka mengusahakannya.07

Dapat mencapai promosi (kenaikan pangkat formal).Tidak pemah mencapai promosi, tetapi affirmasi, konfirmasi atau subordinasi masyarakat yang secara sukarela mau mengakui mereka sebagai pemimpin informal.08

Dapat dimutasikan organisasi formal.Tidak dapat dimutasikan.09

Selalu memiliki pihak atasan.Tidak memiliki atasan dalam arti formal.10

Biasanya harus memenuhi syarat-syarat formal terlebih dahulu sebelum memperoleh pengangkatan (seperti ijazah dll).Tidak perlu memenuhi syarat-syarat formal, asal saja disegani, dipatuhi, dijadikan sumber bertanya, pertukaran pikiran bagi masyarakat.1

Apabila melakukan kesalahan akan mendapatkan sanksi dari organisasi formal.

Apabila melakukan kesalahanakan mendapatkan sanksi berupa kurang ditaatinya lagi sebagai pemimpin informal atau tidak diakui lagi sebagai pemimpin

12

 

Selama masa pengangkatannya berlaku harus terus menerus menjalankan kepemimpinan.Kadang-kadang ia menjalankan kepemimpinannya, kadang-kadang tidak.

F. TEORI X DAN Y DARI McGREGOR

Strategi kepemimpinan efektif yang mempergunakan manajemen partisipastif telah dikemukanan oleh Douglas McGregor. Konsepnya yang paling terkenal adalah bahwa strategi kepemimpinan dipengaruhi oleh anggapan anggapan seorang pemimpin tentang sifat dasar manusia. Dua kumpulan anggapan yang saling berlawanan yang dibuat oleh para manajer dalam industri.

Anggapan-anggapan teori X:

1. Pembawaaan manusia rata-rata adalah malas atau tidak menyukai pekerjaan dan bila mungkin akan menghindarinya.

2. Karena karakteristik manusia tersebut. orang harus dipaksa, diawasi. diarahkan, atau diancam dengan hukuman agar mereka menjalankan tugas untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

3. Manusia rata-rata lebih menyukai diarahkan. ingin menghindari tanggungjawab, mempunyai ambisi yang relatif kecil dan menginginkan keamanan/jaminan hidup di atas segalanya.

Anggapan-anggapan teori Y:

1. Penggunaan usaha fisik dan mental dalam bekerja adalah kodrat manusia, seperti bermain atau istirahat.

2. Rata-rata manusia dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima tetapi mencari tanggungjawab.

3. Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagian saja.

4. Penghargaan yang berhubungan dengan prestasi merupakan tujuan.

5. Punva kapasitas untuk melakukan ima;inasi, kecerdikan dan kreativitas dalam penyelesaian masalah-masalah organisasi yang tersebar secara luas pada seluruh karyawan.

6. Pengarahan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi tidak hanya dengan cara mengawasi dan mengancam dalam bentuk hukuman. Orang akan melakukan pengendalian diri dan pengarahan diri untuk mencapai tujuan yang telah disetujuinya.

Seorang pemimpin yang menganut anggapan-anggapan teori X akan cenderung menyukai gaya kepemimpinan otokratik. Sebaliknya, pemimpin yang mengikuti teori Y akan lebih menyukai gaya kepemimpinan partisipatif atau demokratik.

****

 

Tinggalkan komentar