RSS

GEGER DI REPUBLIK DHOHO KHADIRI

GEGER DI REPUBLIK DHOHO KHADIRI

Oleh : Ki Bayu Pramutoko

 

Waktu berjalan dengan semaunya tanpa ada batasan apapun yang menghalangi, negara Dhoho dalam kondisi ayem tentrem tidak ada haming braming apalagi krudit dan ruwet. Semua abdi dan pamong projo bekerja sebagaimana mestinya. Rakyat mencari kebutuhan hidup dengan jalan mereka sendiri. Ki Gandrung Bawono yang punya nama lengkap “ Gandrung Bawono Setyo Jati Pramono “ melakukan aktivitas rutin yaitu ngajari santri Padepokan Manisrengo sesuai jadwal. Ki Gede Panuntun yang punya padepokan tersenyum melihat santrinya rajin ngangsu kaweruh dengan baik. Setiap kelas penuh santri laki-laki dan perempuan, di bagian lain bangunan yang terbuat dari bambu itu nampak para santri yang baru masuk padepokan bersemangat menerima petuah dari sang guru. Ki Gede Panuntun kelihatan manggut-manggut sembari mengelus-elus jenggotnya yang sudah mulai memutih tanda senang dan puas.

Padepokan yang sudah berdiri sejak Ki Gede muda dulu, sekarang sudah berkembang menjadi padepokan besar yang mengajari santrinya dengan berbagai pengetahuan, jumlah santri sudah ratusan dan berasal dari penjuru kerajaan Dhoho Khadiri bahkan ada juga yang dari luar nagari.

Ki Gandrung Bawono terlihat tergopoh-gopoh keluar dari kelas, sambil clingak-clinguk tengok kanan tengok kiri dia berjalan tanpa melihat ke depan, “ bruk “ Ki Gandrung menabrak Ki Gede . “ We lah ada apa kok kesusu Ki Gandrung “ . Terbelalak seketika melihat yang ditabrak ternyata Ki Gede panuntun. “ Maaf Ki saya ada janji dengan kawan-kawan di kantor Pemuda, ada rapat mendadak .” katanya. “ Monggo saya pergi dulu “ katanya sambil mengangguk hormat kepada Ki Gede Panuntun. Memang selain punya kewajiban jadi guru di padepokan Ki Gandrung Bawono juga punya kesibukan di beberapa perkumpulan nom-noman.

Rapat belum dimulai, suara mereka yang didalam kantor terdengar sampai kejalan, halaman depan bangunan yang sudah uzur dimakan usia tampak penuh oleh kendaraan yang diparkir, kang Kuncung yang sehari – hari  berjualan di halaman gedung itu tampak sibuk melayani  pembeli, karena jam tepat menunjukkan angka dua belas tanda para pekerja bangunan dan tukang becak istirahat untuk makan, bertambah pula jumlah kedaraan yang ada dihalaman gedung itu. Kelihatan ramai seperti ada rapat besar. Motor Ki Gandrung dituntun masuk gedung yang memang luas dan muat untuk beberapa kendaraan. Ki Gandrung memasuki salah satu ruangan yang sudah dipenuhi oleh beberapa orang ada juga wartawan harian dan mingguan.

Kediri, 10 – 10 – 2007

 

1 responses to “GEGER DI REPUBLIK DHOHO KHADIRI

Tinggalkan komentar